Isak ku semakin terdengar parau kala menyadur Puisi Cinta ...ini tak kuasa lagi sebenarnya jemari menekan tombol tombol huruf tapi...... aku ingin menikmati isak ku ini lebih lama lagi agra aku lebih mengerti apa yang kau rasakan,
puisi cinta |
" PUISI CINTA" (ini judul ku)
Tak mau luruh senyum yang dahulu
siang malam meniupi anganku, senyum putus asa yang tersesat dalam keindahan
cinta di gumuk-gumuk pengharapan kala itu, ataukah sengaja menyesatkan diri ke
sana? ya, demi sebuah pembuktian bahwa butiran rasa ini tuhanlah yang
menumbuhkan...aku menerima...lantas menanamnya...sampai pada suatu hari, tuhan
memintanya kembali...dan mencungkupmu dalam keabadian
waktu...kekasihku...singgahlah sejenak di beranda mimpiku, sekadar berbagi
senyum meniriskan rindu yang mencengkeram rasaku
butiran doa ini ada untuk membebat kefakiran itutumbuh belum lama setelah perkabungan
berpulangnya rasa yang terseok jauh menjelajah
negeri halimun nun beribu-ribu kali masa hitungan
terbit dan tenggelamnya matahari
ya rabb
aku kah yang harus mewarnai sendiri perjalananku?
sedangkan tinta hanya menyisakan hitam dan abu-abu
tidakkah ingin kau beri aku warna baru
tidakkah iba kala melihatku hanya mrngenali dua warna saja
ya, bahkan aku sungguh-sungguh fakir untuk sekadar
sebutir doa
doa yang bisa membawaku pulang dari ketersesatan
dan menambah ribuan warna akan dunia abu-abu
dan butiran doa ini ya rabb
bolehkah kupisungsung ke istanaMU
biar ia menjaga desir darahku
sehingga terus mengallir menujuMU...
ingin berlalu dan mengunci
pintu...tetapi ketidaksanggupan telah merajam, dan ketika terjaga nanti aku
ingin yakin berhasil menepisimu....
Saduran dari #bukan kunang-kunang, tetapi bintang tak tercapai...#
(Penyadur )< yang tak mampu merangkai seindah puisi cinta mu >
No comments:
Post a Comment
kawan jangan tanggung kesedihan mu sendirian berbagilah .tuangkan sejuta isi hati lewat komentmu trim.semoga penantian mu berakhir bahagia.